top of page

Hal Pengabulan Doa


o-CHILD-PRAY-facebook.jpg

Nats: Mat 7:7-11

Berdoa adalah nafas hidup orang percaya. Sejak kecil kita sudah diajarkan untuk berdoa dan sudah mengenal doa. Begitu juga pada zaman dulu, doa merupakan hal yang tidak asing. Ketika mereka meminta sesuatu kepada Tuhan, mereka berdoa. Ketika mereka meminta pengampunan dari pada Tuhan, mereka berdoa. Ketika mereka mempersembahkan korban syukur, mereka berdoa.

Setidaknya ada 2 sikap doa yang orang-orang miliki pada masa lalu:


1. Sikap Segan

Orang-orang pada masa itu berpikir bahwa Allah adalah Allah yang Maha Kudus, Maha Besar, Maha Kuasa yang jauh dari pada manusia dan tidak sembarang orang yang bisa menghadap hadirat-Nya. Pada masa itu hanya orang kudus yang boleh datang kehadirat Tuhan. Karena berpikir Allah terlalu besar, dan manusia begitu kecil. Maka, ada banyak orang pada masa itu merasa tidak layak menghadap Allah.


Pola pikir inilah yang sebenarnya yang ingin Yesus ubah. Allah memang adalah Allah yang besar, kudus dan berkuasa, tetapi Allah bukan-lah Allah yang sombong. Sehingga Ia bukan tidak mau dihampiri oleh kita dan mendengarkan setiap doa kita. Malah Yesus berkata dalam ayat yang ke-7 agar kita meminta artinya memohon tanpa segan-segan dan ragu-ragu. Seringkali kita ragu dengan Tuhan dan segan untuk datang kepada-Nya karena kita berdosa. Tetapi Allah bukan hanya Allah yang Maha Kudus, Ia juga adalah Allah yang Maha Kasih dan Pengampun. Seberapa buruknya kita, seberapa berdosanya kita, Allah tidak pernah menolak kita karena Ia mengasihi kita. Jadi, jangan segan-segan datang sama Tuhan lewat doa.


2. Sikap Sombong

Orang pada masa itu juga berpikir bahwa mereka tidak perlu berdoa karena mereka mampu mengatasi masalah atau pergumulan yang dihadapi dengan kekuatan atau kemampuan sendiri. Ini adalah sikap sombong yang mengandalkan kekuatan sendiri. Sikap inilah yang harus diubah dimana kita harus belajar untuk mengandalkan Tuhan dengan cara berdoa. Doa merupakan sebuah tanda dimana kita mengandalkan Tuhan. Jadi ketika kita berdoa, kita sedang bergantung pada Tuhan, meminta kepada Tuhan, memohon bantuan kepada Allah yang besar itu.


Seringkali dalam hidup kita, kita bersikap sombong. Bukan Tuhan yang kita cari, tetapi kita men-Tuhankan diri kita sendiri, dengan mengandalkan kemampuan, kecerdasan dan kekuatan sendiri untuk melakukan atau menyelesaikan sesuatu. Kalau kita berusaha menyelesaikannya sendiri, mungkin kita akan lelah dan tidak berhasil. Tetapi jika kita melewati nya bersama dengan Tuhan, kita akan mendapat kekuatan dari pada Tuhan dan jalan keluar yang terbaik.


ay.7 : Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.


Imbuhan "lah" disitu merupakan sebuah kalimat perintah disertai dengan tenses present imperative. yang berarti merupakan sebuah kalimat perintah yang harus dilakukan secara terus-menerus.

Tuhan Yesus ingin mengajarkan untuk kita bertekun di dalam doa untuk kita senantiasa berharap kepada Tuhan. Lalu muncul pertanyaan, kenapa kita sudah bertekun di dalam doa tetapi Tuhan tidak kunjung menjawab doa kita?

Tuhan menunggu waktu yang tepat untuk menjawab doa kita. Kalau tidak tepat, mungkin hal-hal buruk akan terjadi, kita menjadi sombong, dan hal-hal lainnya mungkin bisa terjadi.

Teruslah berharap kepada Tuhan dan menunggu waktu yang tepat itu. Tuhan adalah Allah yang sangat baik, maka Ia tentunya akan memberi yang baik untuk kita di waktu yang terbaik.


Pemberian Tuhan

Ay.9&10 : "Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?"

Seorang bapa akan memberi yang terbaik yang ia akan berikan kepada anaknya. Demikian juga Bapa kita. Mungkin kita tidak tahu kenapa Bapa tidak kunjung menjawab doa kita padahal doa kita baik, misalnya mendoakan orang lain untuk diselamatkan. Tapi suatu saat kita akan mengerti. Seperti kisah seorang Bapak yang ingin saudaranya diselamatkan, terus mendoakan dia. Namun bertahun-tahun doa nya tidak dijawab. Akhirnya sang bapak ini berhenti berdoa dan mulai putus asa, dan di saat itu lah Tuhan mengabulkan permintaannya. Pada waktu Tuhan mengabulkannya, saudaranya ini sudah berkeluarga sehingga akhirnya tidak hanya saudaranya yang diselamatkan, tetapi satu keluarga diselamatkan. Sungguh Tuhan tahu waktu yang terbaik untuk menjawab setiap pergumulan kita.


Hal yang berharga di dunia ini bukanlah harta yang diberikan Tuhan. Tetapi hal yang paling berharga yang sudah Tuhan berikan adalah nyawa Yesus sendiri. Kalau hal yang paling berharga Yesus saja berikan kepada kita maka apalagi yang tidak Ia berikan kepada kita? Maka teruslah bertekun di dalam doa dan pengharapan kepada-Nya.


Mengetahui Kehendak Tuhan yang terbaik

Jika Tuhan tidak mengabulkan permohonan kita, maka Tuhan pasti memiliki rencana lain bagi kita.

Paulus seorang hamba Tuhan yang setia dan semangat melayani. Di dalam pelayanannya, Ia mengalami berbagai tantangan dan rintangan. Paulus mengalami berbagai permasalahan di kehidupannya. Ada suatu saat, Tuhan tidak mengabulkan doa Paulus padahal Paulus sudah memohonkannya. Paulus menyebutkannya duri di dalam daging.

"Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri." (2 Kor 12:7).


Duri dalam daging yang dialami Paulus tidak dilepaskan, maka Tuhan berkata: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2 Kor 12:9).

Terkadang Tuhan tidak mengabulkan permintaan kita, sebab itu lah ada kalanya kita harus berkata cukup. Cukup kasih karunia Tuhan bagi kehidupan kita. Cukup buat hal-hal yang indah yang Tuhan sudah Tuhan berikan kepada kita.


Kesimpulan

Tuhan mendengar setiap seruan kita. Kalau Ia yang sudah memberikan hal yang paling berharga yaitu anak-Nya yang tunggal untuk kita, maka apalagi yang tidak Tuhan berikan untuk kita? Pasti Ia akan memberikan yang terbaik untuk kita. Kalaupun Tuhan tidak menjawab doa kita. Belajarlah berkata cukup. Cukuplah kasih karunia Tuhan bagiku, sebab justru dalam kelemahanku-lah kuasa Tuhan menjadi sempurna.


Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Clean
  • Twitter Clean
  • Instagram Clean
  • YouTube Clean
  • RSS Clean

© 2015 by Kezia Yuseli 

bottom of page