top of page

Dari Telinga Memimpin ke Aksi


Nats : Neh 1:1-11; Neh 2:1-20

Setiap orang memiliki respon yang berbeda ketika mendengar suatu berita. Baik berita baik maupun tidak. Ada yang responnya biasa saja, ada yang meresponinya dengan perasaan, dan ada yang meresponinya dengan tindakan. Minggu ini kita belajar dari seorang Nehemia, bagaimana sikapnya terhadap berita yang Ia dengar.


Nehemia adalah seorang tawanan yang diberi kepercayaan untuk menjadi juru minum raja. Dia menjadi orang yang sangat penting karena dekat dengan raja. Pada zaman itu pekerjaan sebagai juru minum raja merupakan pekerjaan yang mulia namun disatu sisi sangat beresiko. Karena tidak sedikit orang-orang terdekat raja yang meracuni raja-raja pada zaman dahulu. Nehemia menjadi seorang pribadi yang sangat dipercaya dan dekat dengan raja.


Suatu kali Nehemia menanyakan kabar tentang rakyat yang terhindar dari penawanan dan yang masih tinggal di Yerusalem. Nehemia mendengar kabar bahwa kampung halamannya dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar (Neh 1:3).


Terdapat 3 sikap Nehemia setelah mendengar berita itu :

1. Dari telinga turun ke mata

Nehemia menangis dan berkabung. Hati nya hancur ketika mendengar berita itu. Inilah yang dimaksud dengan air mata rohani, yakni menangis karena sesuatu hal yang rohani. Ia merindukan pemulihan terjadi. Seseorang bisa menangis karena banyak hal seperti kesakitan, kehilangan, tersentuh, tidak dimengerti, dan perihatin dengan pekerjaan Tuhan. Tetapi jarang sekali kita menemukan orang seperti Nehemia yang menangis karena kerinduan nya bagi kampung halamannya tercinta serta saudara-saudaranya semua agar dipulihkan dan negeri nya dibangun kembali.


2. Dari mata turun ke lutut

Nehemia pun berpuasa dan berdoa kepada Tuhan. Ia mengakui segala dosa yang telah dilakukan oleh umat Israel, serta memohon belas kasihan Tuhan. Ia tidak hanya menangisi masalah yang dihadapi nya, tetapi ia datang kepada Tuhan membawa pergumulannya itu. Ia datang meminta dan mencari jawaban dari Tuhan (Neh 1:5-11).


3. Dari lutut turun ke aksi

Seperti halnya doa yang sering dipanjatkan oleh beberapa orang ketika mau makan: “Tuhan terima kasih buat berkat jasmani yang Kau berikan, kami berdoa buat orang-orang di luar sana yang tidak punya makanan agar diberikan makanan seperti kami, amin.” Doa seperti ini akan menjadi sia-sia jika tidak disertai dengan tindakan yang nyata seperti membagikan makanan atau sedekah. Berbeda dengan Nehemia yang tidak hanya menangis dan berdoa. Tapi ia melakukan tindakan sebagai jawaban doa dari Tuhan. Nehemia sebenarnya bisa saja tetap tinggal di istana sebagai seorang juru minum raja, beralasan sibuk dan membayar orang untuk melakukan pekerjaan di Yerusalem. Namun, Nehemia tidak beralasan apapun, ia meminta izin raja lalu pulang sendiri untuk membangun kembali Yerusalem (Neh 2:4-5)


Nehemia rela mengorbankan waktu, tenaga, uang, bahkan kehidupan nya yang sudah enak itu. Dia memberikan dirinya sebagai persembahan yang hidup kepada Allah. Seperti Yesus yang datang ke dunia memberikan hidup nya, melakukan kehendak Bapa.


Adakah kita seperti Nehemia masa kini yang memiliki kerinduan untuk dipakai Tuhan? Menangis karena situasi yang tidak seharusnya, melihat orang-orang jauh dari Tuhan, jiwa-jiwa yang belum kenal Tuhan, atau hal-hal rohani yang bersangkutan dengan pekerjaan Tuhan?

Adakah kita seperti Nehemia masa kini yang tidak hanya memiliki kerinduan, tetapi dengan tidak jemu-jemu berdoa mencari Tuhan serta melakukan aksi sebagai jawaban doa dari Tuhan??



Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Clean
  • Twitter Clean
  • Instagram Clean
  • YouTube Clean
  • RSS Clean

© 2015 by Kezia Yuseli 

bottom of page